SEWISATA.COM – Dalam upaya mengantisipasi kepadatan arus lalu lintas di kawasan wisata, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, menyiapkan sejumlah rekayasa lalu lintas di jalur rawan macet, khususnya selama musim liburan Lebaran 2025.
Kepala Dishub Bantul, Singgih Riyadi, menjelaskan bahwa rekayasa lalu lintas akan diterapkan secara situasional, terutama di kawasan Pantai Parangtritis. Jika kepadatan lalu lintas meningkat, arus kendaraan akan dibuat searah (one way) dari Sempalan Pundah menuju Jalur Jalan Lintas Selatan sebagai jalur keluar.
“Rekayasa ini bersifat situasional, tergantung kondisi di lapangan. Jika arus kendaraan padat, maka sistem one way akan diterapkan,” ujar Singgih saat diwawancarai di Bantul, Rabu (26/3/2025). Selain itu, pihaknya telah memasang pemisah jalur atau water barrier dari Jembatan Kretek 1 hingga Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) Parangtritis guna mengurai kemacetan.
Di kawasan wisata Mangunan, kendaraan bus besar hanya diperbolehkan sampai di destinasi Watu Goyang. Setelah itu, bus diwajibkan untuk kembali ke Bantul. Sementara itu, ruas jalan Cinomati akan ditutup bagi kendaraan besar seperti bus dan truk. Penutupan ini akan dikawal oleh petugas, relawan, dan masyarakat yang bersiaga mulai 29 Maret hingga 7 April untuk memastikan kendaraan besar tidak melintasi jalur tersebut.
Singgih memperkirakan jumlah kendaraan yang masuk ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencapai 1,4 juta unit selama periode Lebaran. Dari jumlah tersebut, sekitar 726 ribu kendaraan diperkirakan akan menuju Bantul. Dengan asumsi satu kendaraan mengangkut tiga orang, maka pergerakan wisatawan dan pemudik ke Bantul diperkirakan mencapai dua juta orang.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul, Saryadi, menyampaikan bahwa pihaknya tidak menargetkan jumlah kunjungan wisata selama musim libur Lebaran tahun ini. Tahun lalu, jumlah wisatawan yang berlibur ke Bantul mencapai 174 ribu orang. “Jika angka tersebut bisa tercapai kembali tahun ini, kami sudah bersyukur,” ujarnya.
Ia juga menyoroti dampak dari larangan study tour bagi pelajar di Jawa Barat serta kondisi ekonomi yang lesu, yang berpotensi menurunkan jumlah kunjungan wisata ke Bantul. Kendati demikian, pihaknya tetap optimis dan berharap wisatawan tetap menikmati destinasi wisata di Bantul dengan aman dan nyaman.